Meskipun penyesalan sangat dalam yang aku rasakan, rasa benci bercampur malu, sedih, dan marah tapi aku harus tetap kuat demi anak yang aku kandung ini.. Meski aku harus menjadi sampah di masyarakatpun ku tak takut, itu konsekuensi yang harus aku terima karena kebodohan ku, anakku tidak tau apa-apa, dia tidak bersalah, dan ku tak mau mnjadi pembunuh aku tak mau nantinya aku menyesal seumur hidupku hanya karena aku ingin selamat sesaat..
Sudah bisa menebak bukan.. Aku hamil di luar nikah, iya memang terdengar sangat kotor dan menjijikan bukan..? Wanita sepertiku ini tapi apalah dayaku apa kekuatanku untuk melawan sebuah takdir..
Aku adalah mantan TKW, sebelum bertemu dengan ayah dari anakku ini aku adalah seorang istri, aku menikah karena perjodohan orangtua ku, bisakah kalian bayangkan bagaimana rasanya hidup dengan orang yang tidak aku cintai saat itu. Hampa dan pertengkaranlah yang selalu ada hingga akhirnya kami berduapun pergi merantau ke negeri seberang. Aku menjadi TKW Hong Kong dan dia pergi ke negeri Jiran.
Setelah itu komunikasi pun sangat jarang sekali..
Setelah 3 tahun aku memutuskan untuk pulang.. Suami ku masih berada di negeri Jiran tak banyak berubah semua tetap sama hambar sampai suatu ketika aku menjalin komunikasi dengan ayahnya anakku, sebut saja namanya Doni melalui inbox..
Sebenarnya sudah lama kita berteman di fb cuma tak ada yang istimewa dia pun sudah berkeluarga dan memiliki anak 1.. Tak pernah terlintas di benak jika komunikasi waktu itu berakibat hancurnya hidupku saat ini.
Kitapun bertukar no Hp dan komunikasi berlanjut melalui Whatsapp sampai beliau izin untuk main ke rumah.. Pertama-tama tak aku beri izin karena aku takut bila tetanggaku menjadikanku buah bibir karena membawa lelaki ke rumah sedangkan aku sendiri sudah bersuami, aku sangat menjaga imageku saat itu. Akupun tak pernah berfikir untuk memiliki hubungan istimewa dengan beliau aku masih memikirkan suamiku meski aku sendiri tak merasakan kebahagiaan bersamanya.
Tapi lama kelamaan akupun memberi izin kepada beliau dan disitulah semuanya dimulai.. Beliau pun banyak curhat mengenai rumahtangga nya yang tak harmonis begitupun aku mulai berani membuka cerita kehidupan rumahtangga ku dan suami. Ya seperti menemukan angin baru tak butuh waktu lama untuk kami menjalin hubungan baik, mungkin dengan latar belakang yang sama.. Nasib yang sama..
Aku pun seperti menemukan sosok yang aku cari.. Pengertian, perhatian entahlah apalagi beliau begitu sempurna waktu itu.. Akupun seperti terhipnotis dengan semua pesonanya.. Beliau yang juga menjabat sebagai perangkat desa menambah kharisma yang beliau miliki..
Semenjak kepergianku.. Doni lah yang membantu semua kebutuhan keluarga ku termasuk sekolah adikku.. Hal itulah yang membuat ku yakin dengannya.. Orangtua ku pun juga mendukung karena melihat semua kebaikan beliau.. Hari demi hari berlalu dan hanya tangis yang ada ketika kami jauh.. Kami sering melakukan video call dan kami saling menangis, Doni menyuruhku segera pulang..
Dan dengan segala kata-kata manis yang dia ucapkan akhirnya akupun menuruti permintaannya.. Aku di belikan tiket pulang oleh Doni tepat 4 bulan aku kembali ke Indonesia.
Selama 2 bulan setelah kepulanganku, Aku merasa sangat bahagia.. Aku bagaikan ratu saat itu.. Aku bahagia begitupun keluargaku.. Mereka juga sudah sangat menyayangi si Doni dan seperti berhutang budi karena telah banyak membantu keluarga ku. Hari gini mana ada lelaki sebaik dia jika tak serius..
Tapi lama kelamaan semua mulai terlihat.. Surat cerai ku pun belum tersentuh pengadilan begitu pula miliknya… Lalu, mau dibawa kemana hubungan ini..? Aku sudah kembali pulang.. Dengan memegang semua janjinya yang aku segera menjalin hidup baru dengan nya. Diapun juga menyanggupi untuk membantu sekolah adikku..
Tapi dengan segala kelihaiannya berkata aku kembali percaya kepadanya.. Dia mendesak untuk segera memiliki anak denganku.. Dengan berbagai rayuannya akhirnya aku menurutinya tanpa berpikir panjang sedikitpun.. Akhirnya aku hamil.. Tapi bagai disambar geledek dia memutuskanku di depan keluarga ku.. Dengan alasan nya yang entah tak aku tahu benar atau tidak nya..
Ya Tuhan.. aku sudah dipulangkan dari tempat aku mengais rejeki, dari masa depan, aku hamil.. Hancur sudah semuanya hanya dalam hitungan menit.. Orangtua ku pun begitu marah melihat kelakuannya.. Tapi aku tak ambil pusing, aku berpikir untuk menggugurkan saja karena aku hamil belum ada 1 bulan.. Tapi selang beberapa hari Doni pun kembali dan meminta maaf dia ingin membesarkan buah hati nya.. Dia memohon untuk kembali kepada saya..
Akhirnya sayapun luluh dengan catatan Doni harus melamar saya kepada orangtua saya dan meminta maaf kepada orangtua saya, dia pun menyanggupi akhirnya kami kembali bersama.. Dia bilang dia sudah mengurus semua, dia sudah benar pisah dengan istrinya, dan segera mengurus percerainku..
Selama kehamilan ku 3 bulan dia begitu memanjakan ku dengan semua rencananya untuk kami dan anak kami nanti .. Tapi ketika kami ada sedikit perselisihan, aku segera mendesak untuk menggugurkan anak ini, tapi dia dengan memelas sampai rela mencium kaki ku memohon untuk mempertahankan anak ini dengan alasan dosa dan Allah..
Akhirnya aku menuruti semua.. Orangtua ku pun tak curiga karena berpikir beliau adalah seorang peragkat desa.. Bukan kah sudah paham dengan semua aturan yang berlaku.. Doni juga bilang jika sudah izin ke perangkat tempat desa ku tinggal karena desa kami memang bertetangga.. Bodoh nya kita percaya begitu saja.. Tapi lama kelamaan beliau seperti menghindar..
Doni tak juga membawa ku menemui keluarganya ataupun membawa keluarganya ke rumah.. Yang dia beri hanya janji janji janji…. Semakin di desak semakin menghindar dan malah menyuruh ku menggugurkan bayi ku yang sudah hampir 4 bulan dimana nyawanya akan ditiupkan oleh Allah..
Gilaa.. Manusia macam apa dia.. Dia begitu mempermainkan aku dan keluargaku.. Apakah karena dia perangkat desa sehingga seenaknya mempermainkan orang kecil macam kami.. Akhirnya orangtuaku mendatangi kediamannya dan distulah semua terungkap.. Doni masih sangat baik dengar istrinya.. Semua bertolak belakang dengan apa yang di ceritakan kepadaku dan keluargaku..
Kami pun akhirnya melaporkan semua ke perangkat desa kami, dibuatlah perjanjian di atas materai dengan isi akan menikahi saya dengan jangka waktu 5 bulan.. Tapi sebelum itu dia akan menikahi saya secara siri terlebih dahulu dan akan menanggung semua kebutuhan saya.. Ada banyak saksi seperti Lurah desa saya dan perangkatnya.
Tapi semua itu tak membuatnya bertanggung jawab.. Tak ada niatannya sedikitpun untuk mengurus saya.. Sampai umur 7 bulan kandungan saya dia tak mengurusi sedikitpun.. Keluargaku lah yang menanggung semuanya.. Adik ku pun putus sekolah karena ku.. Aku tak punya apa-apa lagi.. Saat ini aku hanya mengumpulkan sisa tenaga ku.. Untuk bangkit.. Untuk melawan semua cemohan dan hinaan.. Bodohnya ku terlalu percaya.. Semua hancur saat ini..
Keluarga ku hanya orang tak punya yang hanya bisa pasrah.. Begitupun aku.. Akan ku tebus semua kesalahan ku dengan menjaga anak ku ini.. Entah bagaimanapun keadaanya dia harus besar dia harus hidup seperti anak lainnya.. Maafkan ibu nak yang telah membawa mu hidup di dunia yang sangat berat ini..
Maafkan menjadikan dirimu hinaan semua orang.. Maaf kan ibu.. Ibu berjanji akan merawat mu meski nyawa ibu sebagai taruhannya..
Dan untuk wanita jangan pernah percaya dengan mulut lelaki semanis apapun itu.. Jangan pernah percaya.. Jangan bodoh seperti ku.. Berjuanglah untuk hidup kalian.. Jangan biarkan orang yang kalian sayangi menjadi korban.. Jangan pernah penyesalan datang kepada kalian.. Bagaimanapun perempuanlah yang sangat menderita dengan semua ini.
Hari demi hari janinku pun tumbuh...
Begitupun perutku yang kian membesar..
Yaa.. Kini usia kandunganku memasuki usia 7 bulan.
Bahagia sekali rasanya aku akan menjadi seorang ibu, tak sabar rasanya ingin melihat wajah bayi kecilku sebentar lagi..
Ayah.. Lihat lah kami, kami bisa bertahan sekian lamanya tanpa ayah..
Tanpa kasih sayangmu tanpa tanggung jawab sebagai seorang bapak ataupun suami. Aku dan anakmu hebat bukan..??